Bro, Mendampingi anak untuk belajar di rumah di tengah wabah COVID-19 tentu bukan sesuatu hal yang mudah. Baik orang tua maupun anak akan mudah merasa bosan atau tidak menikmati proses belajar mengajar yang dilakukan di rumah. Oleh karena itu, diperlukan strategi positif yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam mendampingi proses belajar mengajar di rumah sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif.
Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University Dr Yulina Eva Riany, SP, MEd, menyampaikan beberapa tips sederhana untuk mendampingi anak belajar di rumah.
Tips tersebut adalah:
Pertama, ciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman. Suasana rumah yang nyaman saat kegiatan belajar mengajar dilakukan adalah kunci utama efektifnya proses belajar. Sehingga, hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan kondisi rumah senyaman mungkin bagi anak untuk belajar. “Misalnya, tidak ada suara televisi, musik keras atau percakapan yang lantang saat anak sedang bersiap untuk belajar atau sedang belajar,” kata Dr. Eva kepada Si Bro pada Selasa (7/4/2020).
Kedua, ciptakan suasana positif yang mendukung proses belajar mengajar. Orang tua sangat berperan penting untuk menciptakan suasana rumah yang positif bagi kegiatan belajar dan mengajar. Orang tua dapat mendampingi anak saat anak belajar online, mengerjakan tugas dari sekolah atau belajar mandiri. Kehadiran orang tua dalam proses pendampingan belajar mengajar merupakan sebuah energi positif penambah semangat belajar bagi anak.
Kemudian, Bro, berlakukan proses belajar mengajar di rumah dengan disiplin. Terapkan “aturan main” untuk proses belajar mengajar di rumah. Misalnya, jam berapa anak harus mulai belajar, istirahat, melanjutkan belajar, makan dan beribadah. Diskusikan dengan anak tentang pembagian waktu tersebut dan konsekuensi terbaik apa yang bisa diterapkan bersama. Dengan adanya pemberlakuan disiplin ini, harapannya akan kegiatan belajar mengajar bisa terjadwal dan rutin. “Sehingga waktu yang digunakan untuk belajar mengajar di rumah menjadi efisien,” tambahnya.
Keempat, berikan ekspektasi yang realistis untuk waktu belajar anak. Waktu belajar di rumah tidak harus sama dengan waktu belajar di sekolah. Mengingat situasi dan kondisi yang tidak sama antara dua institusi tersebut. Proses dan tugas belajar harus disesuaikan dengan kondisi anak, orang tua dan lingkungan di rumah. Jangan menetapkan target terlalu tinggi bagi anak untuk menyelesaikan tugas sekolahnya dalam satu waktu sementara orang tua juga memiliki tugas yang lain yang harus dikerjakan. Orang tua sebaiknya menetapkan target yang dapat dicapai anak per harinya. Sehingga anak dapat belajar untuk mengatur irama belajar mengajar di rumah yang efektif.
Terakhir, orang tua jangan stress. Sebelum mendampingi anak belajar, pastikan bahwa kondisi orang tua dalam situasi yang baik, tidak stress. Sehingga proses belajar mengajar dapat tersampaikan dengan baik. Jika orang tua sedang tidak mood, proses pendampingan belajar mengajar akan menjadi tidak menyenangkan. Sehingga pastikan kondisi orang tua baik sehingga dapat melaksanakan proses pendampingan dengan baik pula.
Selain itu, doktor lulusan Australia ini juga menyampaikan tentang beberapa hal yang bisa dipertimbangkan oleh orang tua untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan di rumah. Yakni menyiapkan bahan-bahan bacaan di luar materi yang diajarkan secara online/ditugaskan oleh sekolah untuk menambah wawasan baru anak.
“Misalnya, materi tentang COVID-19, bencana pandemik, kesehatan maupun kesenian untuk disampaikan kepada anak dengan menggunakan bahasa mereka. Sehingga wawasan anak tentang hal lain akan bertambah. Libatkan anak dengan berbagai aktivitas di rumah, misalnya membuat kue, memasak, membersihkan rumah, berkebun, bereksperimen dan kegiatan kreatif lainnya. Tentunya kegiatan ini dilaksanakan dengan cara yang menyenangkan disertai dengan penjelasan. Sehingga anak tertarik dan rasa ingin tau anak untuk belajar semakin bertambah,” ujarnya.
Menurutnya, orang tua juga bisa mengajak anak melakukan berbagai permainan edukatif di rumah pada waktu “break belajar”. Terutama permainan edukatif yang melibatkan aktivitas fisik, misalnya bermain lompat tali, sit-up, main catur, puzzle, bulutangkis dan permainan lainnya untuk memberikan hiburan dan aktivitas fisik yang menyehatkan serta menyenangkan.
“Pendampingan belajar mengajar bisa bergantian antara Ibu dan Ayah, sehingga pembagian peran orang tua dapat dilakukan dan anak akan mendapatkan suasana belajar yang berbeda. Orang tua juga bisa membacakan buku, bercerita dan berdiskusi bersama tentang buku yang telah dibaca. Melibatkan anak untuk membuat sebuah projek bersama yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar juga bisa dicoba.
Misalnya membuat masker bersama, membuat hand-sanitiser atau projek bersama lainnya yang mengasah kreaktivitas dan rasa ingin tahu anak. Atau membuat video belajar bersama (vlog, youtube) tentang kegiatan belajar mengajar dan eksperimen di rumah yang dapat meningkatkan keinginan anak untuk terus beraktivitas,” tambahnya.
Dengan berbagai kegiatan ini anak tidak mudah bosan mengerjakan rutinitas di rumah. Harapannya dengan berbagai strategi dan alternatif kegiatan tersebut, proses belajar mengajar di rumah dapat berjalan dengan efektif, efisien, dan menyenangkan.
Penulis: Robby Firliandoko
Editor: Robby Firliandoko